Saturday, April 28, 2012



Mister Burger di Tengah Wisata Kuliner Magelang

Harus diakui, kekuatan Kabupaten Magelang adalah kekayaan aneka makan yang nyaris tak terhitung. Mau makan model apa semua tersedia. Ke Gedongan Kecamatan Pakis akan dijumpai makan daging menthog yang dimasak lemeng dengan kayu bakar dan nasi dang. Di pemandian Kalibening dan Pisangan bisa dinikmati nasi pecel bakmi. Di pasar Pucang ada opor bebek yang tak ada habis-habisnya. Pendek kata, Magelang gudangnya makanan. Kalau Bondan Winarno yang sering muncul di wisata kuliner di televisi swasta harus keliling kemana-mana. Sayangnya semua itu belum dikemas dalam sebuah paket wisata yang kemudian ditawarkan kepada biro-biro perjalanan supaya sepulang dari Candi Borobudur tidak perlu makan di kota lain.

Membangun pariwisata bukan saja membangun obyek-obyek wisata saja. Membangun sarana akomodasi, makanan, cinderamata, seni budaya, tradisi sangatlah penting. Semua terkait dan mendukung termasuk wisata kulinernya. Bahkan soal kuliner bisa jadi tujuan wisata. Jepang misalnya, go internasional dengan tempura, sukiyaki, yakiniku dan sashimi. China dengan bak bak nya (bakso, bakmi, bakpao), Italia dengan spaghetti, Thailand dengan tomyang, India dengan martabaknya, Swiss dengan coklatnya.
Untuk pengembangan pariwisata di Magelang maka perlu upaya yang kongkrit. Salah satunya adalah menggelar wisata kuliner serta pameran industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) mulai 27-29 April 2012 di bekas Karisidenan Kedu. Tempat ini sangat indah menawarkan panorama alam yakni G. Sumbing. Jika cuaca baik G. Sumbing tampak jelas dan rumah-rumah penduduk di bawah sangat jelas. Wisata kuliner dan pameran UMKM dalam rangkaian HUT Ke 1106 Magelang ini diadakan oleh Bappeda dan Fedep (Forum for Economic Development and Employment Prmotion) Magelang. “Wisata kuliner dan pameran UMKM adalah ajang promosi yang menguntungkan, kata Walikota Magelang Sigit Widyonindito ketika membuka wisata kuliner, Jumat (27/4).
Berbagai acara digelar meliputi lomba memasak, lomba karaoke, festival band dan lomba makan lele. Ada 26 UKM, 35 kuliner dan 14 jasa yang ikut memeriahkan wisata kuliner dan pameran. Dalam wisata kuliner, bukan saja yang ikut dari Magelang, tapi juga dari Muntilan, Yogya dan Solo. Tidak ketinggalan Mister Burger dan Fried Chicken ikut dalam wisata kuliner dan merebut hati anak-anak.
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebuah desa perdikan Mantyasih yang saat ini dikenal dengan kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Mantyasih sendiri memiliki arti beriman dalam cinta kasih. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti POH, Gilikan dan Mantyasih yang merupakan prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga.
Dalam prasasti Mantyasih berisi nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung dan menyebut angka 829 Caka bulan Caitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle. Dalam prasasti ini disebut Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai desa perdikan atau daerah bebas pajak. *** (Tra)

[ Read More.. ]